Selasa, 16 Juli 2019

TPS Plus dalam Pembelajaran Kontrol Motor Listrik


Setelah menyelesaikan pendidikan di SMK, siswa diharapkan bisa siap memasuki dunia usaha dan industri. Budaya di dunia usaha dan dunia industri yang menonjol adalah pentingnya kerja sama tim dalam meyelesaikan sebuah proyek atau pekerjaan. Untuk memenuhi hal itu perlunya pembiasaan kerja sama dalam pembelajaran. Banyak strategi pembelajaran yang menekankan pada kerja sama, misalnya TPS (Think, Pair, Share). Dengan strategi pembelajaran ini diharapkan dapat memacu kemampuan siswa untuk berfikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain, mendorong siswa untuk mengungkapkan dan membandingkan dengan ide teman-temannya,  serta membantu siswa belajar saling  menghormati.


Dalam situs https://www.asikbelajar.com/model-pembelajaran-think-pair-share-tps/ disebutkan strategi Think Pair Share (TPS) atau berpikir, berpasangan, berbagi merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Melalui strategi ini diharapkan lebih efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Prosedur yang digunakan dalam Think Pair Share memungkinkan dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Sementara itu, dalam pembelajaran mapel produktif di SMK diperlukan langkah untuk mempraktikkan hasil Think Pair Share tersebut. Oleh karena itu, strategi pembelajarannya menjadi TPS Plus, yaitu berpikir, berpasangan, berbagi plus mempraktikkan.
Penerapkan strategi TPS Plus pada pembelajaran kontrol motor listrik meliputi langkah berpikir, berpasangan, berbagi dan mempraktikkan. Pada langkah berpikir, guru mengajukan suatu pertanyaan atau permasalahan, misalnya siswa diminta untuk membuat rangkaian kontrol untuk mengoperasikan 2 buah motor listrik secara bergantian atau rangkaian kontrol yang lain. Selanjutnya siswa diminta menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri untuk menemukan jawaban atas permasalahan tersebut.
Selanjutnya adalah langkah berpasangan, siswa diminta untuk berpasangan dan mendiskusikan pertanyaan atau permasalahan yang diajukan oleh guru. Guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan. Dengan berdikusi dan bertukar pikiran dengan pasangannya akan dapat menyatukan jawaban atau gagasan. Selain itu, dengan bertukar pikiran menjadikan ruang lingkup kreativitas yang jauh lebih banyak dan luas dibandingkan ketika siswa memikirkan ide tersebut sendiri.
 Langkah berbagi, pada langkah ini para pasangan diminta untuk berbagi hasil pemikiran mereka kepada pasangan lain atau seluruh siswa di kelas tersebut. Agar pembelajaran lebih efektif, guru sebaiknya berkeliling kelas dari pasangan satu ke pasangan lainnya dan memberi kesempatan mereka untuk melapor atau mempresentasikan hasil diskusi. 
Untuk menyempurnakan kompetensi dalam materi kontrol motor listrik ini perlu langkah lanjutan, yaitu langkah mempraktikkan atau menguji coba. Siswa secara berkelompok atau mandiri diminta untuk menguji coba rangkaian hasil diskusi tersebut menggunakan trainer kontrol atau langsung merakit rangkaian kontrol pada box panel.
Strategi pembelajaran TPS Plus merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif. Dengan pembelajaran kooperatif diharapkan mampu meningkatkan kualitas hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, maupun pengembangan keterampilan sosial. Strategi ini juga menjadi proses pembiasaan di sekolah untuk membentuk sikap dan perilaku siswa dalam melatih kerja sama dengan orang lain sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja.


0 komentar:

Posting Komentar